Selasa, 17 Mei 2016

ANALISIS KESALAHAN DIKSI DALAM KARYA ILMIAH

ANALISIS KESALAHAN DIKSI DALAM

KARYA ILMIAH

 

Oleh: Prayitno FKIP UT- UPBJJ Purwokerto

 

 

 

Abstrak:

 

Kesalahan diksi karya ilmiah Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional terhadap mahasiswa Program Studi S1 PGSD FKIP Universitas Terbuka UPBJJ Purwokerto terjadi karena pilihan kata yang digunakan mahasiswa belum tepat dalam kalimat bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Kesalahan diksi karya tulis tersebut perlu ditanggulangi agar mahasiswa dapat memperbaiki kata dalam kalimat pada karya ilmiah.

Kesalahan diksi dalam karya ilmiah Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional dapat ditentukan dari kesalahan penulisan kata, kesalahan pemborosan kata, kesalahan kata berpasangan, kesalahan dua kata yang makna dan fungsinya sama, dan kesalahan kata tidak tepat. Kesalahan diksi tersebut dapat dianalisis sebagai berikut: (1) kekurangcermatan dalam penulisan, (2) berlebihan kata dalam penulisan, (3) ketidaksesuaian kata berpasangan dalam penulisan,  (4) makna dan fungsi kata sama alam penulisan, dan (5) ketidaktepatan kata dalam penulisan. Kelima kesalahan diksi dapat diperbaiki dengan cara mengganti, menghilangkan, dan memperbaiki penulisan kata dalam kalimat sehingga menjadi kalimat yang baik dan benar.

 

Kata kunci: analisis, kesalahan diksi, karya ilmiah

 

 

 

 

A.  PENDAHULUAN

Berdasarkan pengalaman dan Studi Pustaka  karya ilmiah Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional terhadap mahasiswa semester X ternyata terdapat di antara mahasiswa Program Studi S1 PGSD FKIP Universitas Terbuka UPBJJ Purwokerto membuat  kesalahan dalam membentuk kalimat bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesalahan tersebut antara lain: penerapan kaidah ejaan, penyusunan kalimat, pembentukan kata, pemilihan kata (diksi) dan penalaran.

Analisis kesalahan penulisan karya ilmiah tersebut penulis fokuskan pada analisis kesalahan diksi, misalnya pemilihan kata mana pada sebuah kalimat Pelajaran yang mana sudah saya jelaskan keluar dalam ujian. Kata mana tidak berpangaruh dan tidak berarti sehingga tidak diperlukan. Kesalahan ini tentu saja tidak diinginkan.Oleh karena itu perlu diamati dan dicari pemecahannya. Langkah awal dari usaha memperbaiki keadaan tersebut adalah mencari faktor penyebabnya. Secara teoretis kemungkinan penyebab terjadinya kesalahan seperti di atas, yaitu mahasiswa masih menggunakan pemborosan kata.

       Kesalahan tersebut tidak dikatakan berat karena penyimpangannya tidak begitu menggangu kelancaran berkomunikasi. Kesalahpahaman tidak terjadi. Informasi yang ingin disampaikan masih mudah dipahami meskipun terdapat kesalahan kebahasaan. Namun, penulisan karya ilmiah yang ditulis mahasiswa harus bersih dari kesalahan tersebut.

       Berdasarkan alasan yang telah diuraikan di atas, permasalahan yang perlu dijawab adalah Apakah penyebab terjadinya kesalahan mahasiswa Program Studi S1 PGSD FKIP Universitas Terbuka UPBJJ Purwokerto dalam menggunakan diksi pada penulisan Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional?

 

B.  TUJUAN

Secara khusus tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan artikel ini, yaitu mahasiswa dapat menunjukkan dan memperbaiki diksi dalam penulisan karya ilmiah, khususnya Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional.

 

C.  LANDASAN TEORI

Untuk keperluan komunikasi secara tertulis seseorang harus menguasai struktur tatabahasa. Penguasaan bahasa tulis tidaklah mungkin tanpa penguasaan struktur tatabahasa. Gorys Keraf (1998: 739) mengatakan bahwa penguasaan kosakata dan diksi, unit morfem terikat beserta kaidah gramatikal untuk membentuk kata-kata baru, serta penguasaan kaidah-kaidah sintaksis untuk mengubah sebuah struktur kalimat menjadi sejumlah kalimat yang memiliki nuansa semantik yang berbeda merupakan prasyarat untuk menciptakan tulisan yang bernilai dengan bahasa yang baik. Pokok permasalahan di sini adalah salah satu penguasan diksi tentang pemborosan kata. Diksi tersebut merupakan kenyataan para mahasiswa membuat kesalahan dalam penulisan karya ilmiah.

Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2001: 264)..

 

 

D.  PEMBAHASAN

Proses penalaran yang baik, tidak dapat tidak, harus ditunjang oleh bahasa. Bahasa. Bahasa yang menunjang penalaran harus tampak dari diksi yang tepat dan sesuai, serta struktur kalimat yang jelas, bervariasi, dan mudah dipahami.  Karena berbahasa pada hakikatnya merupakan kegiatan menyusun kalimat dengan struktur yang benar dan dari diksi yang tepat dan sesuai. Dalam  aplikasi bahasa tersebut dapat dikatakan bahasa yang baik dan benar itulah yang disebut baku. Bahasa Indonesia baku hanya ada satu bentuk yang diangap bentuk yang dianggap baku, yang lain adalah bentuk nonbaku (Suyoto, 2005: 3).

Berikut ini dicantumkan kesalahan penyusunan karya tulis dikarenakan penggunaan diksi yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan kaidah bahasa, antara lain:

1.        Kesalahan Penulisan Kata

Kesalahan penulisan kata akibat dari kekurang hati-hatian dan kekurang- cermatan dalam menuliskan kata-kata dalam kalimat.

Upaya perbaikan penulisan kata tersebut berulang kali mahasiswa harus mengecek kata demi kata dalam kalimat pada Laporan Kemampuan Profesional. Kemudian penulisan kata yang salah cetak langsung direvisi.

Contoh:

a.      Setiap  individu akan memperolej hasil yang lebih baik dan mengalami perubahan. (bentuk nonbaku)

Setiap individu  akan memperoleh hasil yang lebih baik dan mengalami perubahan. (bentuk baku)

b.      Berdasarkan refleksi dari siklus pertama penulis menyiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran beserta scenario tinadkan. (bentuk nonbaku)

Berdasarkan refleksi dari siklus pertama penulis menyiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran beserta scenario tindakan. (bentuk baku)

c.       Penulis dengan observer mendiskusikan tentang hasi observasi yang dikaitkan dengan hasi tes formatif. (bentuk nonbaku)

Penulis dengan observer mendiskusikan tentang hasil observasi yang dikaitkan dengan hasil tes formatif. (bentuk nonbaku)

d.      Hal ini dapat dilihat dari studi awal sampai pada siklus III selalu mengalami peninglkatan seperti yang terlihat pada table 4.1. (bentuk nonbaku)

Hal ini dapat dilihat dari studi awal sampai pada siklus III selalu mengalami peningkatan seperti yang terlihat pada table 4.1. (bentuk baku)

e.       Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang beljentuntas. (bentuk nonbaku)

Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang belajar tuntas. (bentuk baku)

 

2.         Kesalahan Pemborosan Kata

            Kesalahan pemborosan kata terjadi karena kata yang ditulis dalam kalimat sebenarnya tidak berfungsi sebagai pelengkap sehingga tidak perlu ditulis.

            Upaya perbaikannya mahasiswa harus menghilangkan kata tersebut dalam kalimat.

Contoh:

a.       Dari siswa banyak yang mengalami kesulitan belajar matematika.(bentuk nonbaku)

Banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika.(bentuk baku)

b.      Belajar pada hakikatnya suatu proses yang aktif dalam proses pembelajaran. (bentuk nonbaku)

Belajar hakikatnya suatu proses yang aktif dalam proses pembelajaran. (bentuk baku)

c.       Hasil daripada temuan tersebut dicatat oleh guru yang mengajar atau guru kolaborator. (bentuk nonbaku)

Hasil  temuan tersebut dicatat oleh guru yang mengajar atau guru kolaborator. (bentuk baku)

d.      Pelaksanaan yang mana tindakan dilakukan dengan menyempurnakan siklus kedua. (bentuk nonbaku)

Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menyempurnakan siklus kedua. (bentuk baku)

e.       Keberhasilan kerja kelompok di mana menuntut kegiatan yang kooperatif dari individu kelompok tersebut. (bentuk nonbaku)

Keberhasilan kerja kelompok menuntut kegiatan yang kooperatif dari individu kelompok tersebut. (bentuk nonbaku)

 

 

3.        Kesalahan Kata Berpasangan

Kesalahan kata berpasangan terjadi karena dua kata yang ditulis mahasiswa dirasakan sudah sesuai dan tepat, padahal pilihan kata yang satu tidak tepat sehingga makna dalam konteks kalimat kurang selaras. Oleh karena itu mahasiswa berupaya untuk memperbaiki kata yang satu dengan kata yang lain yang tepat.

Contoh:

a.       Baik kelompok satu ataupun kelompok yang lain berdiskusi untuk member tanggapan tentang materi luas lingkaran. (bentuk nonbaku)

Baik kelompok satu maupun kelompok yang lain berdiskusi untuk member tanggapan tentang materi luas lingkaran. (bentuk baku)

a.       Hasil musyawarah antara Komite Sekolah dengan Dewan Guru mendapatkan perhatian Wali Murid dalam keberhasilan siswa. (bentuk nonbaku)

 Hasil musyawarah antara Komite Sekolah dan Dewan Guru  mendapatkan perhatian Wali Murid dalam keberhasilan siswa. (bentuk baku)

b.      Baik guru ataupun orangtua siswa membantu menciptakan suasana kondusif iklim pendidikan di sekolah. (bentuk nonbaku)

Baik guru maupun orangtua siswa membantu menciptakan suasana kondusif iklim pendidikan di sekolah. (bentuk baku)

c.       Guru bukan hanya menyampaikan materi pelajaran tetapi tetapi memberikan umpan balik kepada siswa. (bentuk nonbaku)

Guru bukan hanya menyampaikan materi pelajaran melainkan tetapi memberikan umpan balik kepada siswa. (bentuk baku)

d.      Peneliti tidak hanya mengindentifikasi masalah, menganalisis, merumuskan masalah, dan hipotesis melainkan merancang scenario tindakan perbaikan yang dikemas dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran. (bentuk nonbaku)

e.       Peneliti tidak hanya mengientifikasi masalah, menganalisis, merumuskan masalah, dan hipotesis tetapi merancang scenario tindakan perbaikan yang dikemas dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran. (bentuk baku)

 

 

4.        Kesalahan Dua Kata yang Makna dan Fungsinya Sama

Kesalahan dua kata yang makna dan fungsinya sama terjadi karena dua kata yang ditulis mahasiswa dirasakan lebih mantap dan menekankan arti yang tegas. Namun, diksi tersebut berlebihan sehingga mahasiswa harus menghilangkan salah satu kata tersebut.

Contoh:

a.    Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru untuk menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas agar supaya pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan siswa dengan baik. (bentuk nonbaku)

Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru untuk menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas agar  pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan siswa dengan baik. (bentuk baku)

b.    Belajar adalah merupakan proses mereaksi terhadap situasi yang ada di sekitar individu. (bentuk nonbaku)

Belajar merupakan proses mereaksi terhadap situasi yang ada di sekitar individu. (bentuk baku)

c.    Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran demi untuk memotivasi siswa agar aktif dalam proses pembelajaran. (bentuk nonbaku)

Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran untuk memotivasi siswa agar aktif dalam proses pembelajaran. (bentuk baku)

d.   Pendekatan strukturalistik merupakan pendekatan yang menggunakan sistem formal, seperti misalnya pengajaran penjumlahan cara panjang perlu didahalui dengan nilai tempat. (bentuk nonbaku)

e.    Pendekatan strukturalistik merupakan pendekatan yang menggunakan sistem formal, misalnya pengajaran penjumlahan cara panjang perlu didahalui dengan nilai tempat. (bentuk baku)

 

5.        Kesalahan Kata Tidak Tepat

Kesalahan kata tidak tepat dalam pemakaian kalimat terjadi karena kata yang ditulis mahasiswa seolah-olah sudah benar, padahal jika dibaca berulang kali terasa janggal makna kata dalam kalimat tersebut. Upaya mahasiswa harus mengganti kata tersebut yang tepat dan selaras maknanya.

Contoh:

a.         Pengamatan dilakukan tetap berkolaborasi dengan guru lain, menggunakan instrument monitoring yang telah direncanakan, diantaranya data dari siswa, data dari guru dan sebagainya. (bentuk nonbaku)

Pengamatan dilakukan tetap berkolaborasi dengan guru lain, menggunakan instrument monitoring yang telah direncanakan, antara lain: data dari siswa, data dari guru dan sebagainya. (bentuk baku)

b.         Pemilihan subyek penelitian disebabkan pada hasil belajar IPA siswa kelas VI Sekolah Dasar. (bentuk nonbaku)

Pemilihan subyek penelitian disebabkan oleh hasil belajar IPA siswa kelas VI Sekolah Dasar. (bentuk baku)

c.         Kegiatan kelompok kecil diorganisasikan untuk kepentingan belajar dimana keberhasilan kelompok ini menuntut kegiatan yang kooperatif dari individu kelompok tersebut. (bentuk nonbaku)

Kegiatan kelompok kecil diorganisasikan untuk kepentingan belajar sehingga keberhasilan kelompok ini menuntut kegiatan yang kooperatif dari individu kelompok tersebut. (bentuk baku)

d.        Mengemukakan topik yang akan dibahas dalam waktu yang akan datang. (bentuk nonbaku)

Mengemukakan topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang. (bentuk baku)

e.         Tes yaitu untuk mengumpulkan data hasil belajar yang berupa daftar nilai hasil tes formatif. (bentuk nonbaku)

Tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar yang berupa daftar nilai hasil tes formatif. (bentuk baku)

 

E.  PENUTUP

1.      Kesimpulan

Kesalahan diksi dalam penulisan karya ilmiah Laporan Pemantapan Profesional mahasiswa Program Studi S1 PGSD FKIP Universitas Terbuka UPBJJ Purwokerto terjadi karena kesalahan penulisan kata, kesalahan pemborosan kata, kesalahan kata berpasangan, kesalahan dua kata yang makna dan fungsinya sama, dan kesalahan kata tidak tepat.

 Untuk menanggulangi kesalahan diksi tersebut mahasiswa perlu mengganti dan menghilangkan kata-kata sebagai upaya perbaikan dalam kalimat sehingga terbentuk kalimat yang baik dan benar.

2.      Saran

Sebaiknya mahasiswa perlu mengecek dengan membaca cermat berulang kali kalimat demi kalimat pada karya ilmiah Laporan P`emantapan Profesional sebelum dijilid sehingga kesalahan diksi dapat ditanggulangi atau segera diperbaiki.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Amran Tasai dan Abdul Rozak Zaidan. 2008. Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka.

 

Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia Baku II. Bandung: Pustaka Prima.

 

Departemen Pendidikan an Kebudayaan. 1998. Bahasa Indonesia Menjelang Tahun 2000. Risalah Konggres Bahasa Indonesia VI. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

 

Ninin Agustinah Prasetyawati. 2009. Laporan Perbaikan Pembelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia Kelas VI melalui Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri 3 Kemiri Kecamatan Sumpiuh. Purwokerto: UPBJJ  Universitas Terbuka.

 

Suyoto. 2005. Analisis Kesalahan Umum dalam Berbahasa Inonesia dan Perbaikannya. Makalah Seminar Nasional pada Tanggal 7 September 2005. Purwokerto: UPBJJ Universitas Terbuka.

 

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

            

 

            

 

 

 

 

1 komentar:

  1. online casino no deposit bonus codes - Angela Hoppe
    Sign up for an account and start gambling online using your free bonus code PLAYNJFREE. If you live in the US, your choice is online casino no 온라인 카지노 검증 deposit bonus.

    BalasHapus